Kamis, November 19, 2009

P asrah, 25 Februari 2001 .KERAWUHAN.



D

IALOG DENGAN SESEPUH Bab ini merupakan beberapa dialog dalam kesempatan yang terpisah dengan Sesepuh Aji Saka Bapak Kelik Prayoga. Dialog ini tidak dimaksudkan sebagai ajaran, dikarenakan sebenarnya kerohanian dapat dipelajari namun tidak dapat diajarkan. Yang dapat diajarkan adalah budi pekerti, moral sebagai hasil dari pelajaran bersikap hidup kerohanian. Kebenaran akan ditemukan dalam penghayatan kita dalam kerohanian. Dalam banyak hal, maksud untuk menulis hasil penghayatan kerohanian ternyata hanya menghasilkan catatan bacaan yang kadang malah menyurutkan sikap hidup dalam rohani






Pasrah, 25 Februari 2001. KERAWUHAN. Jadi kalau ada saudara kita yang mempraktekkan dengan cara mendatangkan roh, ke mata Aji Saka, itu salah. Aji Saka itu terpelajar karena mempunyai hak masing-masing untuk mendalami pengertian-pengertian (tetapi kalau) keilmuan tadi itu terserah, tetapi kalau menurut pengertian di Aji Saka, di kaca mata Aji Saka itu tidak ada, karena yang luhur, itu tetap kita luhurkan.

Sangat tidak pantas, menurut pandangan Aji Saka, mohon maaf, Sunan Kali Jaga masuk ke dalam diri saya, saya itu apa, kok kedatangan orang yang saya luhurkan, sangat tidak pantas itu. Jangan ya, kalau itu benar Sunan Kali Jaga, kalau ternyata itu nanti yang masuk adalah yang mati ketabrak becak, atau ketabrak apa, mengaku sebagai Sunan Kali Jaga, anda sudah tertipu itu. Ya sudah, kita luhurkan, diluhurkan, tidak perlu kita menarik kuasanya siapa untuk bekerja lagi, kasihan dia, kapan dia pensiun.

Yang mempunyai pengertian lain, silahkan, tapi kalau dia mempunyai faham Aji Saka tidak ada begitu caranya. Beliau yang sudah meninggal, kita luhurkan, tidak perlu dayanya kita tarik, tidak di perbolehkan itu.

Di faham orang Jawa, orang yang sudah meninggal, orang itu sudah disucikan. Maka, kalau di situ sudah disucikan, di situ tidak ada hukum masuk kepentingan diri kita. Ya kalau suci itu tidak terpengaruh oleh baik dan buruk. Kalau suci itu terpengaruh baik dan buruk itu bukan kesucian, itu poros tengah ya. Kalau kesucian itu ya kesucian, tidak terpengaruh baik buruk.

T : “Ada orang yang kedatangan dewi Kuan Im, kadang-kadang di tembok itu ada gambar Yesus, ini sebenarnya apa sih pak, apakah sebagian dari saudara sendiri ?

KP :YA, itu sangat betul ya dik ya. Kalau pengertian-pengertian itu salah, untuk kesananya nanti salah, tapi kalau pengertian itu benar, nanti kesananya juga benar. Jadi begini lho dik, karena kurangnya pengertian, maka saudara kita yang datang itu, beranggapan kerawuhan /kedatangan dewi Kuan Im ,

Ini sebetulnya, saudara kita yang sebagai putra-putra Kisman ini sudah terkontaminasi masalah lain, ya toh, hingga dia punya pengertian, mohon maaf, kerawuhan Dewi Kuan Im, ini sudah faham yang sudah bukan dari Aji Saka lagi. Tetapi kalau ini faham dari Aji Saka maka akan mempunyai pengertian: ”Kena apa Saudara Empat yang di luar ini, kok masuk ke dalam diri kita ? “. Kalau Saudara Empat yang di luar masuk ke dalam diri kita, maka ini sudah keluar dari hukumnya.

Jadi pengertian-pengertian di Aji Saka, Saudara Empat kita yang di luar itu tidak mungkin masuk ke diri kita, tidak mungkin masuk. Karena walaupun kita di dalam perut ibu, itu pun tidak di dalam kita, tidak di dalam fisik kita, cuma dia berdekatan di dalam perut ibu, waktu lahir terus berpisah. Ha, dia bertempat di delapan penjuru angin ya, memenuhi hawa ini, hingga mempunyai perwatakan, sifat dan bentuk yang berbeda, karena dia tercetak oleh alam.

Nah, di dalam ibu kita sendiri aja tidak mak, di dalam diri kita itu cuma satu, di dalam rahim orang tua kita, si saudara kita yang di luar tidak dapat masuk di dalam diri kita, cuma saling mengisi di dalam proses hukum kegaibannya, di dalam hukum alamnya, jelas ya. Jadi kalau ada Saudara Empat kita yang yang masuk ke dalam diri kita, itupun tetap salah.

Karena hukum keTuhanan adalah hukum alam, jadi tidak bisa hukum keTuhanan itu akal-akalan orang, tidak bisa. Tetapi hukum Tuhan itu adalah hukum alam yang sebenarnya, itu tidak bisa dirubah oleh siapa saja.

Nah kalau ada saudara kita yang sudah pasrah mempunyai pengertian itu kemasukan, mohon maaf ya, itu Dewi Kuan Im, itu bukan faham Aji Saka, itu jelas ada faham lain yang ikut di dalam kancah keilmuan kita. Tetapi itu harus disaring, karena hal-hal yang seperti itu, kalau kaca mata Aji Saka, bahwa orang yang begitu itu adalah orang yang sudah tidak waras lagi, itu sudah berpenyakit. Kalau ada, mohon maaf, terus ngomong terus: “ Saya ini Sunan Kalijaga “, “Saya ini Sunan Bonang”, menurut pandangan Aji Saka, orang itu sebetulnya sudah sakit jiwa, cuma berat

T : Kalau Dewi Kuan Im itu menampakkan diri di depan kita, apakah itu sudah termasuk saudara kita ?

KP : Tidak, tidak, ya harus hati-hati ya dik, jangan sampai faham yang sudah diluhurkan orang itu, kita rusak dengan pola perilaku rohani kita.

Kalau memang ada orang yang percaya, bahwa Sunan Kalijaga itu memang masih berkarya di dunia ini, silahkan, itu faham anda, tetapi yang bisa berkarya di dunia ini, adalah, cuma saudara kita, cuma kaki kita, tangan kita ini yang berkarya, pola pemikiran kita. Tapi kalau ada salah satu dari kita yang mempunyai pengertian seperti itu, anda tidak perlu mendebat ya dik, ya, tetapi silahkan kalau itu memang berguna bagi anda. Tetapi kalau untuk kita, harus kita punya pola pemikiran yang harus kita saring, jangan kita punya pola pemikiran yang harus kita saring, jangan kita cepat percaya saja.

Jadi suatu keyakinan, apa ya, tidak perlu kita dialogkan ya dik, tetapi ya kita yang mempunyai keyakinan sendiri-sendiri, harus kita perdalam, jangan sampai ada pengertian yang berbenturan, itu harus kita kasih jarak, jangan sampai nanti kita, hal-hal yang sipatnya kontradiksi. Ini mungkin saya berbicara begini ini, mungkin, sudah 32 tahun ya. Jadi mungkin saudara-sadara kita yang lama, mungkin, mestinya, tapi saudara-saudara kita yang lain, mungkin belum ada.

Kalau ada saudara kita kemasukan nanti, terus kita ikuti, sebetulnya kita sudah kena penyakitnya juga. Bagaikan kita ketemu orang bisu, secara tak langsung kita ikut bisu kan ? Jadi sebetulnya, kalau ada sesuatu roh yang masuk ke diri orang, terus kita mau ikut berdialog, itu kita sudah ikut kena penyakitnya. Pandangan Aji Saka, orang yang begitu itu, orang yang sakit jiwanya, ini pandangan kita, ya dik. Nah mau gak kita kemasukan roh-roh lain ? mending badan kita, badan kita sehat, pola pemikiran kita sehat, hati kita bersih, ngomong secara baik-baik. Tidak perlu kita masukkan Sunan Kalijaga, terus bersabda, itu namanya sudah tidak karu-karuan, itu namanya sudah bukan keTuhanan lagi, prewangan ya dik, kalau orang Jawa, itu namanya Prewangan.

Minggu, Maret 01, 2009

SENJATA CITA-CITA

Dadameling penggayuh

Dadameling panggayuh punika wonten tigang prakawis:

1. KASARASAN

2. KAWRUH KASAGEDAN

3.WATAK KALAKUAN SAE

Dadamel tigang prakawis punika kedah dipun budi sasarengan, amargi tigang prakawis punika kawontenanipun sami tarik tinarik.

1. KASARASAN nyakecakaken utawi anggampilaken lampahipun kawruh kasagedan saha ulah watak kalakuan sae.

2. KAWRUH KASAGEDAN nyakecakaken utawi anggampilaken lampahing ulah kasarasan saha ulah watak kalakuan sae utawi jejeging cipta

3.WATAK KALAKUAN SAE nyakecaken utawi anggampilaken lampahing ulah kasarasan saha kawruh kasagedan

JAVA_JIVE/DAMEL/JUL_16’97


Dedameling penggayuh, menika sesangkutan kaliyan:

  1. Ilmunipun tiyang Jawi perkawis Betara Kala, dipangan Betara Kala inggih menika Sang Wektu utawi Saat
  2. Ilmunipun Aji Saka, Sumarah Purba inggih menika wonten ing piwulang suci kang awujud mandhat gaib Dhawuhing Pangeran, Kawaskithan, Pengracutan, lan Sedulur Papat
  3. Ilmunipun Manajemen Modern, inggih menika wonten ing piwulang “ Sense of Business” & ”Time Management
  4. Dedasaring kabegjan saking piwulangipun bapak Kelik Prayoga inggih menika ” Begja iku saka wong liya, dene Apes saka dhiri pribadi ”
  5. Dedasaring Ilmu Psikologi ”Luck occurs when chance and preparation meets”, inggih menika keberuntungan sayektosipun adedasar persiapan lan kesempatan

Dene pembabaripun inggih kados mekaten:

  1. Betara Kala menika wonten ing carita wayang kangge anggambaraken satunggaling Betara ingkang memangsa manungsa ingkang gadhah ciri-ciri tertentu ingkang gegepokan kaliyan wektu kelahiran, papan, lan saat.

Ing basa Jawi, sesebutan Kala piyambak menika mengku suraos “ Waktu”. Waktu adalah sesuatu yang tidak bisa digantikan oleh siapapun, waktu hanya bisa dinikmati tetapi waktu sendiri tidak bisa diper-jual-beli-kan, yang bisa digantikan adalah penanda waktu (arloji), penggunaan waktu atau kegiatannya (per hour activity). Pramila saged disebut bilih sasintena kemawon tamtu badhe dados mangsanipun Batara Kala, inggih menika sasintena kemawon temtu badhe berhadapan dengan waktu. Dene ingkang saged hangalahaken Sang Batara Kkala inggih namung Dhalang Kandha Buana, inggih menika srana maos Sastra Bedhati, Sastra Cetha, lan Sastra Jendra hingkang sedaya wau wonten ing hangganipun Sang Betara Kala. Yektos bilih ingkang saged hangalahaken wektu inggih menika tiyang ingkang saged menghargai wektu, hanggunake waktu kanthi patitis kagem nggayuh kemajuaning dhiri, mila disebut bisa hangalahake Sang Bethara Kala.

  1. Wonten ing Paguyuban Aji Saka ingkang dados wadhahipun ilmu Sumarah Purbo, hingkang cedhak tanpa senggolan, beda hananging siji hanjurungi lampah kita, inggih menika:
    1. wonten ilmu ingkang kasebat Dhawuh Pangeran inggih menika ilmu ingkang maringi pitedah kapan kita badhe pikantuk kanugrahan utawi kedah pangatos-atos. Ing Dhawuh Pangeran menika wonten ingkang dipun sebat Setopan, inggih menika pemberitahuan saking badan kita bilih kita kapurih menunda sesuatu kegiatan amargi badhe katerak ing halangan. Ugi ing ilmu menika wonten pemberitahuan kapan kita kedah lumampah, inggih menika yen wonten tanda badhe antuk kanugrahan. Jelas wonten ing ilmu menika sanget gegepokan kaliyan wektu kapan kita kedah teras, lan kapan kedah mandheg ing laku. Petunjuk ing saranduning badan saged dados pitedah kita anggen kita nggayuh gegayuhan kita
    2. Wonten ilmu ingkang kasebat Kawaskithan inggih menika ngengingi dhiri kita pribadhi, kagem hanaliti tindak kita menapa sampun wonten ing dalaning gegayuhan kabegjan keslametan utawi wonten ingkang sampun nerak paugering kautaman. Wonten ing Kawaskithan kita saged mengertosi bilih wonten kedadosan ingkang gegepokan kaliyan kita sarana mata batin ingkang saged dipun cocogaken kaliyan kasunyatan lahir. Pitedah menika saged wujud penglihatan utawi pertanda ingkang sanged nyata. Wonten ing gesang padintenan priyayi ingkang waskitha dipun sebat “ Mangerteni sadurunge Winarah” (Mengerti sebelum sesuatu kejadian). Jelas wontenipun pitedah menika saged dados penuntun kita supados tetep wonten ing gegayuhan kita
    3. Wonten ing Pengracutan wonten mel utawi mantram ingkang hangginakaken sedaya daya upaya kagem handadosaken sedaya keinginan kita, inggih menika sarana mengenali sedaya factor ingkang gegepokan kaliyan kita, langsung utawi mboten langsung, gesang menapa mboten, kang hasipat hurip lan mboten. Jelas bilih kita kedah saged mangertosi, mengenali lan hangginakaken sedaya sifat lan dsat hingkang saged nyengkuyung dhumateng kaleksananipun gegayuhan kita. Kuasamu kanggo kuasaku.
    4. Sedulur Papat menika ugi satunggaling ilmu ing Aji Saka ingkang magepokan kaliyan unsur alam hingkang wonten hing dhiri kita, hingkang dadosaken, kita, ayem, tentrem, semangat, nuwuhaken rasa pangrasa, dhawah nelangsa, kuat sentosa, lan sapanuggalanipun. Dayaning alam hingkang awujud bumi, banyu, geni lan angin hingkang katali dening sang Sukma menika satunggaling daya hingkang asli peparinging Pangeran hingkang handayani tumrap gesang kita. Sasintena kemawon sauger taksih gesang tartamtu taksih magepokan kaliyan sedulur papat kita menika. Nalika kita makarya kagem nyengkuyung langkah kita, saged nyuwun tulung kaliyan sederek alam kita menika kangge mlampah jer menika estu peparingipun Gusti kagem kita, dados alat tumrap kemajuaning dhiri kita nggayuh rejeki, keslametan lahir lan batos kita. Pitulungan hingkang tanpa kepotangan budhi dateng sasintena kemawon, amargi sedaya wonten hing dhiri kita sampun. Sedulur papat menika yektos yen celak manunggal kalian kita saged maujud, makarya sesarengan, paring pitedah lan bantuan krana kita. Kita dados Dhalang hingkang kuwaos ngobahaken wayang, insinyur kuwaos ngobaheken alat, inggih menika ngobahaken alat gesang kita. Jagad Gedhe lan Jagad Alit kita manunggal
  2. Manajemen Modern paring kita ilmu kang kasebat:
    1. Sense of Business” inggih naluri usaha, naluri hingkang srana pelajaran lan latihan saged dipun asah sahingga tajem, hingga saged hangraosaken menapa tindak kita bade maringi kita hasil ingkang sae kagem kelahiran kita utawi malah hangurangi kemajuan lahir kita, alias merugi. Cara sekolahipun hinggih meneliti, mendata, membuat kecenderungan arah hasil usaha, dipun damel kesimpulan lajeng dipun cocogaken kaliyan kasunyataning hasil. Latihan hingga asring, dipun tambah “jam terbang” dadosaken kita saged hanggadahi “ Sense of Business” mangertosi saderengipun mlampah ing margi usaha pangupa boga lan pangupa jiwa kita (“mencari makan dan menghidupi jiwa”, dalam arti seluas-luasnya)
    2. Time Management”, barang siapa menguasai waktu dia dapat menguasai hidupnya, menika wonten contoh ingkang gampil. Saupami panjenengan dados Akuntan, utawi Dosen, tamtu wonten angger-anger, bilih saben jam kerja nipun dipun paringi regi, upamu per office hour, per jam kerja, watawis US$ 50 (seket dollar Amerika), utawi kinten-kinten Rp 500 ewu per jam. Sampun terwaca bilih, kanthi hangginaken wekdal menika, saged maringi kita sami penghasilan, saged ugi kapitunan. Contoh malih, saupami kita nginep dhateng hotel, kedahipun ngantos jam 12 siang sampun medal, nanging kadereng ngobrol kaliyan kanca, supe ngantos jam 1 siang, temtu kenging tagihan malih.
  3. Unen-unen kina” Begja saka liyan, apes saka dhiri pribadi”, menika hanggambaraken patraping Ilmu kang sanyata iku sanyatane weh reseping ati, praktik ilmu yang nyata, kalau memang ilmunya nyata, tentu mendatangkan ketenteraman di hati, inggih menika hanyekapi kabetahan lahir tuwin batos, mencukupi kebutuhan lahir dan batin. Cekap, menika, benten, kaliyan dipun cekap-cekapaken, dados cekap hingkang sanyata, amargi gegadhahan kita, langkung kathah tinimbang kabetahan kita.
  4. Ilmu Psikologi ”Luck occurs when chance and preparation meets”, kabegjan menika dumadosipun bilih persiapan dlan kesempatan pinanggih. Sapinter-pinteripun tiyang menika hinggih tiyang hingkang sampun samapta ing kahanan, contoh, badhe dherek Kejuaraan Dunia Renang, sang atlit tamtu siaga lan latihan, nglemesaken urat lan ngencengaken niat sarta tekad, supados ing benjang sageda hasil dados Juara Renang Dunia. Cetha, wela-wela bilih persiapan menentukan hasil dados juara, kejawi kita lahir dados ulam bader, boten sisah latihan tamtu sampun pintar lelumban ing toya.

Katha gambaran, sang Prajaka lan Kenya, sawanci badhe kepanggih tamtu hamematut rumiyin supados pantes dan ngangeni. Calon karyawan, sampun pesti sinau mengertosi perusahaan lan keahlian hingkang dipun gadhahi supados berhasil anggenipun tes. Mekaten ugi pengusaha, yen boten wonten hingkang dipun siap-aken, lajeng punapi hingkang badhe dipun-usaha-aken ?

Mugi dados pandoming budi, pepeling tumraping penggayuhan. Rahayu=darah kang hayu, Men sana in corpore sano, Dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Cekaping pangertosan, patrap, lan sikap kang handasari gesanging kebatosan kita temtu anjalari kita tansah, Teguh, Rahayu, Kanthi Wilujeng.


SENJATA CITA-CITA

Senjata untuk mencapai cita-cita itu ada tiga macam:

1. KESEHATAN

2. ILMU PENGETAHUAN DAN KEPANDAIAN

3.WATAK KELAKUAN BAIK

Senjata tiga macam tersebut harus diusahakan bersama-sama, sebab tiga macam senjata ini keadaannya saling tarik menarik

1. KESEHATAN meng-enak-kan atau memudahkan jalannya ilmu pengetahuan serta menjalankan watak kelakuan baik

2. ILMU PENGETAHUAN DAN KEPANDAIAN meng-enak-kan atau memudahkan jalannya olah kesehatan serta watak kelakuan baik atau lurusnya pikiran

3. WATAK KELAKUAN BAIK meng-enak-kan atau memudahkan jalannya jalannya olah kesehatan serta ilmu pengetahuan dan kepandaian

JAVA_JIVE/DAMEL/JUL_1’6’97


Senjata cita-cita, ini mempunyai hubungan dengan:

  1. Ilmunya Orang Jawa, mengenai Betara Kala, dimakan Betara Kala yaitu Sang Waktu atau Saat
  2. Ilmunya Aji Saka, Sumarah Purbo mengenai Dhawuh Pangeran, Kawaskithan, Pengracutan, Saudara Empat
  3. Ilmu Manajemen Modern, “ Sense of business” & ”Time Management”
  4. Dasar dari keberuntungan” Keberuntungan itu berasal dari orang lain, Sial itu berasal dari diri sendiri”
  5. Dasar dari Ilmu Psikologi ” Luck occurs when chance and preparation meets”, keberuntungan itu terjadinya jika persiapan dan kesempatan bertemu.

Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut:

  1. Batara Kala itu di dalam cerita wayang adalah salah seorang Batara yang memangsa manusia yang mempunyai ciri tertentu yang berhubungan dengan waktu: kelahiran, tempat, dan saat. Kala sendiri di dalam bahasa Jawa mempunyai arti “ Waktu”. Waktu adalah sesuatu yang tidak bisa digantikan oleh siapapun, hanya bisa dinikmati tetapi tidak bisa diperjualbelikan, yang bisa digantikan adalah penandanya (jam), kegiatannya (per hour activity). Oleh karena itulah dapat disebutkan bahwa siapa saja tentu akan menjadi mangsanya Batara Kala. Sedangkan yang dapat mengalahkan Sang Betara Kala hanya Dhalang Kandha Buana, yaitu dengan cara membaca Sastra Bedhati, Sastra Cetha, dan Sastra Jendra yang semuanya ada di badan Betara Kala. Jelas bahwa yang dapat mengalahkan waktu ialah orang yang dapat menghargai waktu, menggunakan waktu dengan tepat untuk menjangkau kemajuan diri, maka disebut bisa mengalahkan Sang Bethara Kala.
  2. Di dalam Paguyuban Aji Saka yang menjadi wadhah keilmuan Sumarah Purbo, yang dekat tanpa bersentuhan, berbeda tetapi tetap satu mendorong langkah kita, yaitu:
    1. ada ilmu yang disebut Dhawuh Pangeran yaitu ilmu yang memberi petunjuk kapan kita akan mendapat kanugrahan atau harus berhati-hati. Di dalam Dhawuh Pangeran itu ada yang disebut Setopan, yaitu adalah pemberitahuan dari badan kita bahwa kita diminta menunda sesuatu kegiatan karena akan terkena sesuatu halangan. Juga di ilmu ini ada pemberitahuan kapan kita harus melangkah, yaitu jika ada tanda akan mendapat kanugrahan. Jelas ada di dalam ilmu ini yang sangat berhubungan dengan waktu kapan kita harus terus, dan kapan harus menghentikan langkah. Petunjuk di seluruh badan bisa menjadi petunjuk kita di dalam menggapai cita-cita kita
    2. Ada ilmu yang disebut Kawaskithan yaitu ini mengenai diri kita pribadi, untuk meneliti tindak kita apakah sudah ada ing di jalannya tercapai cita-cita keberuntungan atau ada yang sudah meninggalkan aturan-aturan hidup utama. Ada pengertian di dalam Kawaskithan kita bisa mengerti jika ada peristiwa yang berhubungan dengan kita dengan sarana mata batin yang bisa dicocokan dengan kenyataan lahir. Petunjuk ini bisa berwujud penglihatan atau pertanda yang sangat nyata. Di dalam hidup keseharian, seseorang yang waskitha disebut “ Mangerteni sadurunge Winarah” (Mengerti sebelum sesuatu peristiwa terjadi). Jelas ini bisa menjadi penuntun kita agar tetap ada di jalannnya cita-cita kita
    3. Di dalam ilmu Pengracutan ada mel atau mantram yang menggunakan seluruh daya upaya untuk menjadikan semua keinginan kita, yaitu ini dengan cara mengenali semua factor yang bersinggungan dengan kita, langsung ataupun tidak langsung, yang bersipat hidup dan tidak. Jelas bahwa kita harus bisa mengerti, mengenali dan menggunakan semua sifat lan dsat yang bisa mendorong terhadap terlaksananya cita-cita kita. Kuasamu untuk kuasaku.
    4. Saudara Empat ini adalah salah satu ilmu di dalam Aji Saka yang bersentuhan dengan unsur alam yang ada di diri kita, yang menjadikan, kita, tenang, tenteram, semangat, menumbuhkan rasa perasaan, merasa jatuh menderita, kuat sentosa, dan seterusnya. Daya alam yang berwujud bumi, air, api dan angin yang diikat dengan Sang Sukma ini suatu daya yang asli pemberian Pangeran yang memberi daya terhadap hidup kita. Siapapun juga selama masih hidup tentu masih berhubungan dengan Saudara Empat kita ini. Ketika kita berkarya untuk mendorong langkah kita, bisa minta tolong kepada saudara alam kita ini untuk melangkah, karena sungguh ini pemberian Tuhan untuk kita, jadi alat terhadap kemajuan diri kita menggapai rejeki, keselamatan lahir dan batin kita. Pertolongan yang tanpa berhutang budi terhadap siapapun juga, semua ada di diri kita sudah. Saudara Empat ini jelas jika dekat dan menyatu dengan kita bisa berwujud, berkarya berbarengan, memberi petunjuk dan bantuan karena kita. Kita menjadi Dhalang yang kuasa menggerakkan wayang, insinyur kuasa menggerakkan alat, yaitu menggerakkan alat hidup kita. Jagad Gedhe lan Jagad Alit kita menyatu.
  3. Manajemen Modern memberi kita ilmu yang disebut:
    1. “ Sense of Business” yaitu naluri usaha, naluri yang dengan pelajaran dan latihan bisa di asah sehingga tajam, hingga bisa merasakan apakah tindak kita akan memberi kita hasil yang baik untuk kelahiran kita atau malah mengurangi kemajuan lahir kita, alias merugi. Cara sekolahnya yaitu meneliti, mendata, membuat kecenderungan arah hasil usaha, dibuat kesimpulan terus di-cocok-kan dengan kenyataan dari si hasil. Latihan dengan sering, ditambah “jam terbang” menjadikan kita bisa mempunyai “ Sense of Business” mengerti sebelum melangkah di jalan usaha pangupa boga dan pangupa jiwa kita (“mencari makan dan menghidupi jiwa”, dalam arti seluas-luasnya)
    2. “Time Management”, barang siapa menguasai waktu dia dapat menguasai hidupnya, ini ada contoh yang gampang. Seumpama Anda menjadi Akuntan, atau Dosen, tentu ada tata cara aturan, bahwa setiap jam kerja-nya diberi harga, umpamanya per office hour, per jam kerja, sekitar US$ 50 (Lima Puluh Dollar Amerika), atau kira-kira Rp 500 ribu per jam. Sudah jelas bahwa, dengan menggunakan waktu ini, bisa memberikan kita semua penghasilan, bisa juga kerugian. Contoh lagi, seumpama kita menginap di suatu hotel, seharusnya sampai jam 12 siang sudah keluar, check out, tetapi karena senengnya ngobrol dengan teman, lupa sampai jam 1 siang, tentu kena tagihan sewa kamar lagi.
  4. Omongan orang kuna, sering disampaikan kira-kira seperti ini” Begja saka liyan, apes saka dhiri pribadi”, “ beruntung dari orang lain, sial dari diri sendiri menggambarkan penerapan Ilmu kang sanyata iku sanyatane weh reseping ati, praktik ilmu yang nyata, kalau memang ilmunya nyata, tentu mendatangkan ketenteraman di hati, yaitu akan mencukupi kebutuhan lahir serta batin. Cukup, ini, berbeda, dengan di-cukup-cukup-kan, jadi cukup yang senyatanya, karena memang milik kita sendiri, lebih banyak daripada kekurangan kebutuhan kita.
  5. Ilmu Psikologi Luck occurs when chance and preparation meets ”, keberuntungan itu terjadinya jika persiapan dan kesempatan bertemu. Sepandai-pandainya orang adalah orang yang sudah mempersiapkan diri untuk suatu peristiwa, contoh, untuk ikut Kejuaraan Dunia Renang, seorang atlit tentu bersiap dan berlatih, mengendurkan urat dan mengencangkan niat serta semangat, di kelak kemudian hari berhasil menjadi Juara Renang Dunia. Jelas persiapan menentukan hasil sebagai juara, kecuali kita lahir sebagai ikan bader, tidak usah latihan sudah pasti mahir bersenang-senang di air.

Banyak gambaran, seorang perjaka dan gadis, sewaktu mau bertemu tentulah berdandan dulu agar dilihat pantas dan mengenang. Seorang calon karyawan, tentulah belajar mengerti perusahaan dan keahlian yang dimilikinya agar berhasil waktu tes. Demikian juga pengusaha, kalau tidak ada yang disiapkan, lalu apa yang akan diusahakan ?

Semoga bisa jadi pedoman budi, pengingat ke arah cita-cita. Rahayu=darah yang hayu, Men sana in corpore sano, Dalam badan yang sehat terdapat jiwa yang sehat. Cukupnya pengertian, patrap, dan sikap yang mendasari hidupnya kebatinan kita tentu membuat kita selalu, Teguh, Rahayu, dengan Selamat.